Friday 14 May 2010

Special Interview bersama Sari


Special Interview bersama Sari

Sari yang dikenal sebagai vokalis sekaligus konseptor White Shoes & The Couples Company, kini di kenal pula sebagai fixed rider wanita yang tangguh dan cukup disegani. Salah satu penggagas Cixxxie-chix.blogspot.com ini menyempatkan berbincang-bincang dengan saya di kediamannya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.

SSS : “Halo Sari, Avara Kadavra?”
Sari : “Baik, hehe.”
SSS : “Umur berapa sih pertama kali nge-gowes sepeda? Pake sepeda apa tempo itu?”
Sari : “Umur dua taun, mau tiga taun saya udah gowes, pake roda tiga sepeda plastik…” (tertegun sejenak)
SSS : “Mereknya plastik…?” (tertegun pula)
Sari : “Waduh agak lupa, yang jelas itu sepeda lama buatan Jepang.”
SSS : “Kendala apa yang kamu hadapi ketika pertama kali bertransisi dari sepeda roda tiga ke roda dua?
Sari : “Ya keseimbangan, untuk mengayuh dengan kecepatan yang pasti, saya kurang bisa mengendalikan keseimbangan, itu kendalanya saya selalu menengok ke belakang, maka itu saya selalu jatuh.”
SSS : “Kan ada prinsip dalam kehidupan ini....jangan melihat kebelakang...
lupakan yang lalu, raih yang di depan….makanya jatuh.”

Sari yang mengenakan kaos pegawai bakery (entah mengapa..di kaosnya tertulis Bakkerij Rosseeuw sinds 1912), terlihat canggung dan seperti membenarkan pernyataan saya mengenai prinsip kehidupan. Dan kemudian...

Sari : “Ya, sepertinya saya sudah membuktikan itu semenjak umur 4 tahun, itu ketika saya beralih dari roda tiga ke roda dua.” (Walaupun Sari berusaha menenangkan dirinya, dia tetap tampak tegar dan kembali fokus kepada sepeda)
SSS : “kamu kan terkenal sebagai vokalis band Indie pop, White Shoes...
dan sekarang kamu juga dikenal sebagai salah satu fixed rider perempuan yg cukup aktif, kira-kira apa sih relevansinya antara indie pop dan fixie?”
Sari : “hmm.. apa ya .. saya tidak pernah memikirkan ini sebelumnya
mungkin karena dua-duanya menyenangkan buat saya”
SSS  :  “Betul juga kamu...”
Sari  :  “Maka itu saya suka dan bisa melakukannya sepenuh hati”
SSS : “Sari bersama teman2 dari Cikini, setau saya kan tergabung dalam Cixie ya... itu berdiri kapan dan sudah berapa anggotanya?”
Sari : “Saya pun baru bergabung 4 bulan lalu, sedangkan cixie sendiri sudah ada sebelum saya bergabung, hingga kini kita memiliki 23-an anggota”
SSS: “Kamu kan juga ikut gabung dengan Sunday Sepeda Sucks, ada kesan-kesan tersendiri ngak ya bro-sis?”
Sari : “Ya banyak sekali yang berkesan ketika riding bersama SSS, saya rasa cixie & SSS membuat hidup saya lebih berwarna, masing-masing memiliki keistimewaaan dan kesan tersendiri buat saya.”

Konsentrasi saya dalam interview ini sempat buyar, perhatian saya tersita pada sebuah lukisan foto almarhum Chrisye yang terpampang di dinding ruangan. Dari torehan dan garis sapuannya, saya yakin bahwa itu lukisan karya Sari. Tapi saya enggan memperihalkan lukisan tersebut, dan saya melanjutkan pembicaraan yang seru ini.

SSS : “Oke, Jadi siapa nama keanggootaan SSS kamu sekarang?
Sari : “SepeSar.”
SSS : “Heuheueuheue….sekarang menggunakan sepeda tipe apa?
Sari : “Sekarang saya menggunakan track bike fixie, frame: yellow Suntour, 55, front rims: trispoke, crank: sugino classic (46 chain ring)”

Sebenarnya saya kurang paham dengan bahasa-bahasa sepeda, tapi saya tetap berusaha fokus dan seolah-olah mengerti apa yang dikatakan oleh Sari, sambil mereguk kopi buatannya.

SSS : “Itu ngerakit sendiri atau dirakitin pacar? Berapa budget yang keluar?”
Sari : “Ya saya membangun tidak sampe 2 juta, ini diluar plus-plus ya, banyak yang saya ganti ketika sepeda sudah jadi. Totalnya bisa lebih dari itu.”
SSS : “Plus-plus nya sama pacar ya?
Sari : “Ah, Pak ketua bisa aja…yang plus-plus itu maksudnya ganti bottom bracket, ganti ranterim baru hehehehe…” (Sari tersipu malu dan jadi ingat pacarnya)

Tiba-tiba sebuah lagu dari Blur muncul terdengar samar-samar dari iTunes-nya Sari, Saya kurang tahu pasti judulnya apa, hanya terdengar lirik….”bla bla bla end of century…bla bla bla…”

SSS : “Ada hubungannya gak ya, ketika Sri Mulyani memutuskan bail out Century demi menyelamatkan negara kita dari krisis moneter 2 tahun lalu dengan aktifitas bersepeda di Indonesia. Coba bayangkan kalo kita kena krisis lagi 2 tahun lalu pasti harga sepeda di Indonesia akan melonjak.”
Sari : “Saya rasa ada hubungannya, bener juga tuh Pak ketu…”
SSS :  “Jadi dengan kata lain, kamu ProSiMul ya?
Sari : “Apa tuh pak?”

Sebenarnya saya mulai agak risih ketika dipanggil “Bapak” oleh Sari, tapi apa boleh buat…

SSS : “ProSiMul…Pro Sri Mulyani..”
Sari : “Wah, kita harus berterimakasih kepada ibu Sri Mulyani kalo begitu, tanpa jasanya saya mungkin tidak bisa main sepeda fixed gear hari ini.”
SSS : “Betul sekali…jadi kalau begitu jika kehidupan ini dalam seminggu dikuantitikan menjadi 100%, kamu akan bagi jadi berapa persen untuk musik, kesenian, pacar dan sepeda?”
Sari : “Mungkin sekarang pacar 100% sisanya debu debu intan, hahahahahhaa, soalnya karena pacar saya bisa main sepeda dan berkesenian.” (Dengan sangat optimis Sari mengucapkan hal ini)
SSS : “Oke lah kalo begitu..karena kamu mengendarai sepeda di Jakarta, ada pesan yang ingin disampaikan ga sama pemda setempat atau mungkin buat Bapak Fauzi Bowo (Foke).”
Sari : “Jalur sepeda di Jakarta enak kali ye Pak, hehehehe (dengan nada menyindir) kayak di Jogja, rambu-rambu lalulintasnya mendukung pengendara sepeda. Sepertinya jika di Jakarta begitu juga, pasti akan sangat membantu kita para pengendara sepeda.”
SSS : “Jika Pak Foke adalah Jin lampu, terus kamu gosok dan dia akan mengabulkan permintaan apa saja buat pengendara sepeda, apa yg kamu minta?”
Sari : “Hmm.. apa ya…minta Jalur sepeda, jalanan di Jakarta jadi halus, dan semua pengendara kendaraan bermotor atau mobil bisa lebih pengertian hehehehehe..”
SSS : “Saya titip permintaan kalo begitu...tolong di binasakan semua Bajaj 2 tak yang gak pake lampu sen ya…”

Sari tampak tidak setuju, karena kasihan dengan supir bajaj-nya nanti yang bakal jobless. Saya pun jadi gelisah.

SSS : “Kamu setuju ga sih sama tag line : "Peace, Love and Gaul", gimana meneurut kamu?”
Sari : “Wah saya gak terlalu setuju”
SSS: “Kenapa?” (Saya sungguh bingung)
Sari : “Saya setuju sama tag Peace-Love nya aja, karena saya gak gitu eksis di dunia pergaulan, gak seperti Anang & sapa tuh nama cewe barunya…?”

Saya juga sebenernya gak yakin kalau Anang bakalan punya cewek baru lagi…

SSS : “Syahroni?”
Sari : “Ya ya... itu, mereka kan eksis banget, jadi saya malu sama mereka kalo saya pake tag peace-love & gaul.”
SSS: “Menurut kamu Anang itu menggunakan kesempatan dalam kehancuran rumah tangganya untuk meraup keuntungan ga sih? Apakah itu baik?
Sari : “Gak tau juga ya .. kayaknya Anang bahagia, itu yang paling penting,
kebahagiaan itu susah diraih, biarkan saja dia bahagia, seperti sepasang merpati aduan di daerah Bojong.”
SSS : “Kamu yakin dia bahagia? Karena kalo dilihat dari mukanya dan suaranya yang melengking....sepertinya dia menjerit kesakitan.”
Sari : “Hehehe.. gak yakin sih.. saya liat dikit dikit dari infotainment, mungkin aja semua hanya sandiwara belaka, yang jelas selama saya masih bisa naik sepeda, saya gak masalah.”

Tiba-tiba reminder di Smartphone Touchscreen 3G-S saya berbunyi, ada meeting mengenai penarikan iuran SSS yang masih belum dapat kata sepakat dari seluruh anggota SSS. Saya menyudahi percakapan yang inspiratif ini sambil berjabat tangan dengan Sari hingga saya pun terinspirasi.

Tebet, Jakarta, 12 May 2010

3 comments: